Pengikut

Senin, 09 April 2012

Ventilasi Tambang

Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting adalah dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam tambang tidak kehabisan udara segar. karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para pekerja. oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan kebutuhan.

1. Fungsi Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang berfungsi untuk :

  • Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang memerlukan oksigen.
  • Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gas-gas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
  • Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
  • Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah tanah sehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman.
2. Prinsip Ventilasi Tambang
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa;
  • Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas.
  • Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan yang lebih besar.
  • Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam ventilasi tambang.
3. Lingkup Bahasan Ventilasi Tambang
  • Pengaturan./Pengendalian kualitas udara tambang. Dalam hal ini akan dibahas permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh para pekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara (Quality control).
  • Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar yang diperlukan oleh pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan dibahas perhitungan untuk jumlah aliran udara yang diperlukan dalam ventilasi dan pengaturan jaringan ventilasi tambang sampai perhitungan kapasitas dari kipas angin
  • Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat diperoleh lingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri (psychrometry).
Dalam membahas pengaturan ventilasi tambang yang bersifat mekanis perlu juga dipahami masalah yang berhubungan dengan kemungkinan adanya aliran udara akibat ventilasi alami, yaitu antara aliran udara sebagai akibat perbedaan temperatur yang timbul secara alami.

4. Pengertian Mengenai Udara Tambang
Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri dari ; Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain seperti terlihat pada tabel di bawah.

THE BIG MINER: Teknik Peledakan (Blasting)

THE BIG MINER: Teknik Peledakan (Blasting): Sebenarnya pengetahuan tentang teknik peledakan tidak boleh disebar luaskan ke umum, tapi diartikel ini saya akan memaparkan beberapa p...

Minggu, 08 April 2012

REKLAMASI TAMBANG

Reklamasi Merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya. Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan tersebut.

Beberapa istilah penting yang berhubungan dengan reklamasi yaitu :

1. Lingkungan hidup (environment)
Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup; termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya.

2. Lingkungantambang (mine environment)
Keadaan lingkungan di wilayah tambang yang unsur-unsurnya meliputi antara lain : kelembaban, debu, gas, suhu, kebisingan, air, pencahayaan/penerangan.

3. Amdal (environmental impact assessment)
Singkatan dan analisis mengenai dampak lingkungan, yaitu studi tentang dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup,dan hasilnya digunakan untuk proses pengambilan keputusan.
4. Pencemaran lingkungan (environmental pollution) Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga menurunkan kualitas lingkungan sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

5. Pencemaran tambang (mine pollution)
Masuknya zat-zat pengotor berupa gas, debu, lumpur, asap, energi, biota atau zat kimia ke dalam komponen lingkungan (udara, air, dan tanah) sebagai akibat kegiatan penambangan dan pengolahan bahan galian sehingga kualitas lingkungan menurun.

6. Pencemaran udara (air pollution)
Udara yang mengandung satu atau lebih zat kimia pada konsentrasi cukup tinggi yang membahayakan manusia, binatang, tumbuhan, atau material.

7. Pengawasan dampak lingkungan hidup (environmental inspection)
Pengawasan terhadap lingkungan hidup yang terkena dampak kegiatan penambangan dan atau pengolahan/ pemurnian, msl. Mengevaluasi pelaksanaan AMDAL, dan mengawasi pelaksanaan penanggulangan lingkungan hidup.

8. Pengawasan kesehatan kerja (health inspection)
Pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat adanya pencemaran lingkungan kerja, berupa faktor kimia (partikel dan non-partikel), faktor fisik (kebisingan, getaran, suhu udara), dan faktor biologi (jamur, cacing, dan organisme lain).

9. Pengawasan keselamatan kerja (safety inspection)
Pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakan akibat adanya gerak mekanik, msl. Tertimpa, tertimbun, terbentur, terjatuh, dan terjepit.

10. Pengawasan keselamatan kerja pertambangan (mine safety inspection)
Pengawasan secara inspeksi di lapangan yang meliputi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan higiene perusahaan.

11. Pengawasan pertambangan (mine inspection, mining supervision)
Pengawasan kegiatan pertambangan yang meliputi pengawasan pengusahaan, pertambangan, tatacara penambangan, pengolahan/pemumian, dan pengawasan keselamatan kerja.

Dampak yang timbul dengan adanya kegiatan pertambangan :

1. Dampak positif

a. Menambah pendapatan daerah
b. Memberi kesempatan kerja
c. Ikut meningkatkan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
d. Memberi kesempatan alih teknologi
e. Memantapkan keamanan lingkungan

2. Dampak negatif

a. Merubah morfologi dan fisiologi muka tanah (tata guna lahan)
b. Merusak lingkungan, karena :
*) Tanah subur hilang
*) Lahan menjadi gundul sehingga mudah tererosi
*) Flora dan fauna terganggu sehingga ekologi rusak
*) Mencemari sungai
*) Timbul debu (polusi udara)
*) Penggunaan mesin-mesin penambangan meyebabkan polusi suara/getaran dan polusi udara
c. Dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi

Upaya penanggulangan dampak negatif :

1. Menerapkan cara penambangan yang benar
2. Dalam penggunaan tenaga kerja perlu tenaga kerja lokal seoptimal mungkin

Pengelolaan Lingkungan

1. Penanganan masalah debu
2. Reklamasi lahan pasca tambang
3. Pengelolaan air tambang
4. Pengelolaan limbah

Tantangan ke depan

1. Kapasitas produksi tambang semakin besar, terutama dengan semakin berkembangnya kemampuan peralatan (contoh: dumptruck 350 ton)
2. Penambangan bawah tanah
3. Isu keselamatan kerja dan lingkungan
4. Isu sosial ekonomi serta hubungan dengan sektor lain
5. Tuntutan akan skill & kompetensi yang semakin tinggi


Rabu, 04 April 2012

Metode Tambang Bawah Tanah

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan sistem Tambang Bawah Tanah :

1. Panjang Tebal dan lebar cebakan.
Berpengaruh utk menentuikan dimensi stope maksimum yaitu yg dikenal sbg minimum stoping width.
2. Kemiringan Cebakan
Menentukan kemungkinan memanfaatkan gravitasi dlm operasinya.
3. Kedalaman Operasi
Rock Failure mjd lebih memungkinkan pd kedalaman yg besar.
4. Faktor waktu
Berpengaruh pd strenght stress ratio pd exposed rock. Semakin lama waktu pilar berdiri mk ssr semakin turun
5. Kadar cebakan
Cebakan kdr rendah perlu met produksi besar yg sering melupakan %tase recovery, ceb kdr tinggi memerlukan met yg menjamin recovery tinggi.
6. Fasilitas lokal yg meliput buruh dan material.
Biaya buruh mahal mk memerlukan met yg mpy mekanisme tinggi. Ketersediaan timber dan material filling juga berpengaruh.
7. Modal yg tersedia.
Modal kerja awal besar mk biaya operasi rendah. Perusahaan dgn modal kecil memerlukan  development yg murah dan metode yang cepat mendapatkan hasil.
8. Batas dgn badan bijih lain.
Tingkat tegangan yg tinggi mungkin timbul pd pilar di perm kerja yg berdekatan mk diperlukan filling pd stope bekas penambangan utk mengurangi tegangan yg tinggi.
9. Strength dan karakteristik phisik bijih dan batuan ddg atau material yg berada di atas bjh.
Berpengaruh pd kompetensi, amblesan, kemudahan pemboran, karakteristik breaking, cara handling, ventilasi dan pemompaan.
Karakteristik-Karakteristik tsb termasuk :
Tipe batuan, tipe dan penyebaran alterasi, weaknesses seperti  (perlapisan schistocity belahan min patahan jointing cavities dan spasi),weaknesses sepanjang ddg cebakan, kecenderungan min berharga menghasilkan rich fines atau mud, kecenderungan BO utk memadat/menggumpal, kecenderungan BO teroksidasi dan terbakar, Terjadinya swelling pd lantai, Abrasiveness, terdapatnya air porositas dan permeabilitas cebakan dan bat sekitarnya.
10. Biaya Penambangan
berkaitan dgn nilai bijih yg di Tambang, periode modal kerja bisa diperoleh kembali, tipe keahlian buruh yg tersedia.
11. Produktivitas
Dinyatakan dlm ton per man shift yaitu menyatakan kemampuan setiap tenaga kerja menghasilkan BO setiap gilir kerja.
12. Masalah Lingkungan
Keamblesan, berkurangnya hutan lokal utk penyanggaan, kualitas dumpsite dll.

Sistem-Sistem Tambang Bawah Tanah:
Stope dgn penyanggaan alamiah:
- Open stope dgn underhand stoping
- Open stope dgn overhand stoping
- Open stope dgn breast stoping (room and pilar)
- Sublevel stoping

Stope dgn penyanggaan buatan:
- Cut and fill stoping
- Shringkage stoping
- Square-set stoping
- stull stoping
- longwall mining
- undercut and fill
- top sliocing

Metode caving:
- Sub level caving
- Block caving

Open stope alamiah:
- Cebakan dgn bijih dan dinding yg kuat, kecuali pd ceb yg tipis yg datar/ sedikit miring dimana dpt di Tambang dgn sistem mundur
- Penyangga brp bijih shg bijih tdk dpt diambil.
- Penambangan scr selektif
- Pd cebakan datar, dimungkinkan melakukan sortasi bijih di bwh tnh, sedang utk steep dip sortasi dilakukan scr terbatas
- Terbatas pd cebakan tabular dgn btk teratur, ddg batas jelas ttp bias juga utk cebakan besar, menggumpal, irregular.

Open Stope Underhand stoping
Aplikasi:
- End dgn tebal 3-4 m
- Dip 50 yg memungkinkan memanfaatkan gravitasi pd pemindahan bo
- Sbg metode keuntungan utk menganbil badan bjh yg terpisah dr bb utama atau bag dr bb utama yg memberikan kondisi yg cocok.
- Hangingwall dan footwall kompeten utk mengurangi pemakaian ore pilar.
- Bjh boleh tdk kompeten krn akan mjd tempat berpijak pekerja.
Keuntungan :
- Unjuk pemboran baik.
- Perlu material penyanga sedikit
- Memanfaatkan g untuk memindah broken ore
- Pemboran ke arah bawah
- Kehilangan bjh halus kdr tinggi < dibanding overhand stoping.
Kerugian : 
- sorting sukar di dlm stope
- Kondisi kerja berbahaya bg pekerja di back dan wall shg interval level hrs kecil
- Fasilitas utk waste kecil
- BO dr pemuka kerja dikeluarkan pd 1 ttk pengeluaran shg Output terbatas.

Open Stope Overhand Stoping:
Aplikasi:
- Endapan dgn tebal 3-4 m
- Dip 50 yg memungkinkan memanfaatkan gravitasi pd pemindahan bo
- Sbg metode keuntungan utk menganbil badan bjh yg terpisah dr bb utama atau bag dr bb utama yg memberikan kondisi yg cocok.
- Hangingwall dan footwall kompeten utk mengurangi pemakaian ore pilar.
- Bijih kompeten
- Pd urat dgn kemiringan besar >50 pekerja tdk bias berdiridi footwall shg perlu membuat platform utk berpijak
Keuntungan :
- Pos back tdk bahaya krn penambangan mengikuti back shg interval level bisa > dibanding open stope underhand stoping
- Sorting sistematis
- Waste mudah ditumpuk pd daerah tambang
- Kondisi kerja aman, kondisi aplikasi elatis
- pd kemiringan yg kecil Bro ore jatuh pd haulage drive scr gravitasi
Kerugian :
- Unjuk pemboran turun
- Dip > 45 diperlukan patform utk berpijak
- Material penyangga banyak
- kehilangan bjh uk hls kadar tinggi lebih besar

Open Stope Breast stoping (Stop and Pillar):
Aplikasi:
- Cebakan tdk bernilai tinggi yg mengijinkan sejumlah bijih ditinggal sbg pilar
- Ketebalan < 7m
- Cebakan > 7 m mungkin ditambang ttp loss bjh dan atap runtuh semakin besar
- Dip 20-50: horizon mining yaitu stope n pillar yg diterapkan utk cebakan mendatar/ hampir datar
inclined : 20 –30, penambangan searah kemiringan dan tdk memungkinkan pemakaian mobile equipment step mining : 30-50, penamabangan scr berurutan utk menghasilkan daerah kerja dgn kemiringan yg memungkinkan menggunakan mobile equipment.
- Batuan atap dan lantai kuat, utk meminimalkan pemakaian pilar
- Bijih hrs kuat utk mengurangi lebar pilar
- Kedalaman tdk terlalu besar utk mengurangi beban yg harus disangga pilar
Keuntungan :
- biaya rendah
- memungkinkan seleksi pd stope dan waste ditinggal pd ruang kosong
- memungkinkan melakukan mekanisasi dr drilling sampai loading dgn used trackless
- development cepat dan dev dilakukan pd bijih itu sendiri
Kerugian :
- kehilangan bijih pd pilar sampai 40% jk dgn pilar robbing mjd 20%
- Bahaya runtuhan dr hanggingwall, dan bila hangingwall mpy joint dan crack yg sejajar memungkinkan runtuhan slab bat yg besar.
- Daerah ventilasi sangat luas.

Sublevel stoping:
Aplikasi:
- dip 50-90 (steeply) yaitu kemiringan fw> drpd sudut gelincir bo 
- hanging dan fotter hrs kompeten
- bjh hrs kompeten
- bjh dgn batas penyebaran kadar merata
- bjh sulfur butuh penanganan flotasi
Keuntungan :
- mengurangi drilling delay utk peledakan,scaling, mucking
- pemb scr kontinue pd dev.
- Longhole driller dpt diledakan di seluruh stope utk give bro ore yg banyak.
- Fleksibel
- Aman dr kebakaran
Kerugian :
- tdk mungkin melakukan sorting scr efektif
- blok bro ore besar bisa menyumbat grawpoints
- ventilasi susah
- rongga yang besar
- losses dan dilusi besar
- memerlukan periode yg lama sblm stope berprod

Stope dgn Penyangga Buatan
Cut and fill Stoping:
Aplikasi:
- utk menggantikan sublevel stoping dan shrinkage stoping pd penambangan yg sangat dlm dimana tegangan batuan mjd sangat besar.
- batubara kompeten
- hanging dan foot boleh tdk kompeten mengingat mereka akan hampir scr lanmgsung disangga dgn material filling
- bjh dgn batas yg tdk teratur dan bjh yg discontinue, mk dilakukan penambangan pd bijih kadar tinggi dan meninggalkan bijih kadar rendah sbg filling
- utk mengambil pilar kadar tinggi
- dip <65 bisa menyebabkan dilusi
Keuntungan :
- metode filling memberi tk selektifitas > tinggi dibanding shringkage dan sublevel stoping
- ventilasi mudah diatur
- dilusi seminimum mungkin
- dinding antara 2 stope yg berdekatan bias lebih tipis disbanding metode stoping yg lain
- stope fleksibel mengikuti ceb sempit kadar tinggi
- stope stabil krn ddg yg lemah disangga dgn waste filling
Kerugian :
- butuh material filling mahal
- butuh buruh banyak utk menangani filling
- butuh banyak air utk pulp
- lebih mahal disbanding shrinkage dan sublevel stoping
- semen dan psr halus utk filling bias menyumbat pompa/pipa
- output dr stope terbatas krn adanya kegiatan filling

Keuntungan Sublevel thd sringkage:
- resiko kebakaran < pd penambangan cebakan sulfida
- konsumsi bhn peledak < krn bijih lepas akan lebih terdisintegrasi pd saat bergerak dlm stope
- kondisi penerapan sublevel stoping lebih fleksibel
- sarana memasuki pemuka kerja lebih mudah
- pekerja sedikit, pemboran efisien dgn longhole drill.

SURFACE MINING

Tambang terbuka (surface mining) merupakan satu dari dua sistem penambangan yang dikenal, yaitu Tambang terbuka dan Tambang Bawah Tanah. dimana segala kegiatan atau aktivitas penambangan dilakukan di atas atau relatif dekat permukaan bumi dan tempat kerja berhubungan langsung dengan dunia luar.

Penambangan pada tambang terbuka itu sendiri dilakukan dengan beberapa tahapan kerja : pengurusan surat-surat ijin yang dibutuhkan untuk kegiatan penambangan, pembabatan (land clearing), pengupasan lapisan tanah penutup (stripping of overburden), penambangan (exploitation), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), dan pengolahan serta pemasaran.

I. Pengelompokan Tambang Terbuka
Pada prinsipnya tambang terbuka dapat digolongkan ke dalam empat golongan :

1. Open pit/Open mine/Open cut/Open cast.
Adalah tambang terbuka yang diterpakan pada penambangan ore (bijih). Misalnya nikel, tembaga, dan lain-lain.

2. Strip Mine.
Penerapan khusus endapan horizontal/sub-horizontal terutama untuk batubara, dapat juga endapan garam yang mendatar. Contoh Tamabang Batubara di Tanjung Enim.

3. Quarry
AdalahTambang terbuka yang diterapkan pada endapan mineral industri (industrial mineral). Contoh Tambang batu pualam di Tulung Agung.

4. Alluvial mining
Dapat dikatakan sebagai “placer Mining” ataupun di Australia disebut “Beach-mine” yaitu cara penambangan untuk endapan placer atau alluvial. Contoh tambang Cassiterite di Pulau Bangka, belitung dan sekitarnya.

II. Konsiderasi Pada Operasi Penambangan

Secara garis besar, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan penambangan dibagi dalam dua kategori, yaitu faktor teknis dan faktor ekonomi.

1. Kajian Secara Teknis
Unsur unsur teknis yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan aktifitas kegiatan kerja sebuah proyek penambangan meliputi :

a. Kondisi Umum tempat proyek dilaksanakan
Kondisi Kondisi tempat kerja yang perlu diperhatikan adalah meliputi kondisi geologi, topografi, iklim dan sosial Budaya. Keadaan umum tersebut mutlak diperhitungkan guna menentukan penjadwalan waktu kegiatan dan yang utama sekali menetapkan efesiensi kerja kerja efektif dari pelaksanaan proyek tersebut.

b. Sarana perlengkapan peralatan kerja
Jenis perlengkapan dan peralatan kerja disesuaikan dengan kondisi tempat kerja, maksud pekerjaaan, kapasitas produksi, dan efektifitas kerja yang diinginkan. Cara pengadaanya diperhitungkan dengan umur produksi dan efektifitas kerja dan ketersediaan modal kerja yang di miliki.

c. Metode Pelaksanaan kerja
Dalam proyek ini pelaksanaan kegiatan pembongkaran material dilakukan dengan peledakan. Metode tersebut dipilih mengingat jenis materialnya memilki kekerasan yang cukup tinggi, fraksi material yang lepas yang sasaran produksinya telah ditentukan.

2. Kajian Secara Ekonomis
Kajian secara ekonomis dimaksudkan untuk mengetahui sebuah proyek penambangan memperoleh keuntungan atau tidak. Dalam perhitungan aliran uang diperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh dalam situasi ekonomi. Hal-hal yang diperhatikan tersebut adalah:

  • Nilai (value) daripada endapan mineral per unit berat (P). dan biasanya dinyatakan dengan ($/ton) atau (Rp/ton).
  • Ongkos produksi (C), yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produknya diluar ongkos stripping.
  • Ongkos stripping of overburden (Cob).
  • Cut Off Grade, akan menentukan batas-batas cadangan sehingga menentukan bentuk akhir penambangan.
III. Aktifitas Pertambangan Pada Tambang Terbuka

A. Tahap Persiapan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada awal proses pengambilan atau penambangan bahan galian terdiri dari tahap persiapan (pra penambangan), Kegiatan tersebut meliputi :

1. Pembuatan Jalan Rintasan
Jalan rintasan berfungsi sebagai jalur lewatnya alat – alat berat ke lokasi tambang, kemudian dikembangkan sebagai jalan angkut material dari front penambangan ke lokasi pabrik peremukan. Pembuatan jalan diguna-kan dengan memakai Bulldozer yang nantinya digunakan pula sebagai pengupasan lapisan penutup.

2. Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan tanah penutup dimulai. Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan pengumpulan pohon yang tumbuh pada permukaan daerah yang akan ditambang dengan tujuan untuk membersihkan daerah tambang tersebut sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus terganggu dengan adanya gangguan tetumbuhan yang ada didaerah penambangan.

Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan Bulldozer. Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan ditambang yang mempunyai ketebalan overburden beberapa meter dengan menggunakan Bulldozer dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan pengupasan lapisan tanah penutup.Dalam pembabatan, pohon didorong kearah bawah lereng untuk dikumpulkan, dimana penanganan selanjutnya diserahkan pada penduduk setempat.

3. Pengupasan Tanah Penutup
Pembuangan lapisan tanah penutup dimaksudkan untuk membersihkan endapan batu gamping yang akan digali dari semua macam pengotor yang menutupi permukaanya, sehingga akan mempermudah pekerjaan penggaliannya disamping juga hasilnya akan relatif lebih bersih.

Lapisan tanah penutup pada daerah proyek terdiri atas dua jenis yaitu top soil dan lapisan overburden sehingga lapisan dilakukan terhadap lapisan top soil terlebih dahulu dan ditempatkan pada suatu daerah tertentu untuk tujuan reklamasi nantinya.

Setelah lapisan top soil terkupas, selanjutnya dilakukan pengupasan pada lapisan overburden lalu didorong dan ditempatkan pada daerah tertentu dan sebagian lagi digunakan sebagai pengeras jalan. Kegiatan pengupasan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan bulldozer, dimana tahap pengupasan awal dilakukan untuk menyiapkan jenjang pertama dan pengupasan berikutnya dapat dilakukan bersamaan dengan tahap produksi, sehingga pola yang diterapkan adalah seri dan paralel yang bertujuan untuk :
  • Menghemat investasi dan biaya persiapan.
  • Menghindari pengotoran endapan batu gamping dari lapisan penutup, sehingga mempermudah dalam pekerjaan penggalian.
  • Menghindari terjadinya longsoran dan bahaya angin.
4. Persiapan Peralatan Penambangan
Penambangan yang akan dilakukan difokuskan dengan menggunakan peralatan mekanis. Adapun alat yang digunakan diperlukan untuk menunjang kegiatan penambangan, yaitu :
  • Bulldozer, yang digunakan untuk pembersihan lahan dan pengupasan lapisan tanah penutup.
  • Loader, yang digunakan untuk memuat bongkahan batu gamping hasil dari pembongkaran keatas alat angkut.
  • Truck, yang digunakan sebagai alat angkut hasil front penambangan ke tempat pabrik peremukan/penggerusan.
  • Crushing Plant, yaitu suatu unit pengolahan yang berfungsi sebagai alat preparasi batu gamping dari front penambangan guna mendapatkan ukuran butiran yang diinginkan oleh pasar.
  • Pembangkit Listrik, berfungsi sebagai sumber tenaga listrik yang akan dipakai sebagai penerangan, untuk alat pengolahan dan menggerakkan alat – alat yang bekerja didalam pabrik.
  • Pompa Air, digunakan untuk memompa atau mengambil air guna memenuhi kebutuhan peralatan dan karyawan.
5. Persiapan Pabrik Peremukan
Pabrik peremukan ini harus dibuat cukup luas agar dapat menampung material hasil penambangan sebelum proses peremukan.

a. Pemilihan Lokasi Peremukan dan Stock Pile
Pemilihan lokasi biasanya bedasarkan topografi daerahnya yang agak landai . Lokasi pabrik dipilih daerah yang relatif datar dan tanpa vegetasi sehingga hanya perlu proses atau pekerjaan perataan seperlunya saja. dan dekat dengan Infrastruktur yang ada seperti jalan, dan penerangan.

b. Pemasangan Peralatan pada Pabrik Peremuk
Untuk penempatan mesin peremuk dibutuhkan pondasi yang cukup kuat agar dapat bertahan cukup lama sesuai dengan proyek yang diselenggarakan dan masalah konstruksi pondasi diborongkan kepada pihak kontraktor dengan pihak pemasok mesin peremuk sebagai konsultan.

c. Letak Kantor
Sarana perkantoran digunakan sebagai pusat pengaturan dan pelaksanaan kegiatan kerja penambangan dan direncanakan berada pada daerah yang mudah dicapai dan dekat dengan jalan masuk. Bangunan ini dibuat permanen karena dipakai dalam jangka waktu yang sangat lama sesuai dengan umur proyek.

d. Pusat Perawatan Alat
Dalam menunjang kelancaran operasi dibutuhkan peralatan-peralatan yang selalu dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Untuk itu sangat dibutuhkan suatu sarana sebagai tempat perawatan peralatan (spare part), agar perawatan terhadap peralatan atau mesin-mesin yang digunakan dapat dilakukan secara rutin baik itu dalam jenis perawatan yang ringan maupun pergantiaan suku cadangnya.

e. Penerangan
Sarana penerangan dimaksudkan untuk memberikan penerangan disekitar bangunan, jalan, dan terutama sekali didalam kegiatan penunjang kerja. Sumber listrik untuk penerangan ini tidak menjadi satu dengan listrik untuk pabrik, sehingga khusus untuk sarana penerangan ini diperlukan sebuah generator.

f. SumberAir
Air merupakan sumber sarana yang sangat vital bagi sebuah proyek yang melibatkan banyak tenaga kerja. Disamping air digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari, air juga dipakai dalam kegiatan penambangan yang didapat dari air tanah dengan melakukan pemboran.

g. Prasarana Penunjang Lainnya
Yang dimaksud dengan prasarana lain disini adalah prasarana yang dipakai untuk kepentingan umum dimana selain digunakan oleh perusahaan juga dapat dipakai oleh masyarakat setempat sehingga mempunyai dampak yang positip terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Prasarana lainnya meliputi saran olahraga, saran tempat peribadatan, poliklinik, power house, dan pos keamanan.

B. Operasi Penambangan
Tujuan utama dari kegiatan penambangan adalah pengambilan endapan dari batuan induknya, sehingga mudah untuk diangkut dan di proses pada proses selanjutnya selanjutnya. Setelah operasi persiapan penambangan selesai dan pengupasan lapisan tanah penutup pada bagian atas cadangan batugamping terlaksana (arah kemajuan penambangan dari kontur atas ke bawah). Maka dapat dimulai kegiatan operasi penambangan.

Kegiatan penambangan terbagi atas tiga kegiatan, yaitu pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Adapun rincian dari ketiga kegiatan tersebut adalah:

1. Pembongkaran
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk memisahkan antara endapan bahan galian dengan batuan induk yang dilakukan setelah pengupasan lapisan tanah penutup endapan batugamping tersebut selesai. Pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan peledakan, peralatan mekanis maupun peralatan non mekanis.

Untuk kegiatan pembongkaran batugamping menggunakan pemboran yang kemudian dilakukan peledakan. setelah batuan diledakkan kemudian digusur menggunakan alat bulldozer, yang kemudian dikumpulkan di tepi batas penambangan atau tepi jalan tambang tiap blok. Banyaknya batugamping yang dibongkar tiap-tiap blok tidak sama, tergantung persyaratan kualitas yang diminta oleh konsumen.

2. Pemuatan
Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan penggusuran, pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat muat Wheel Loader dan diisikan ke dalam alat angkut.

Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan batugamping hasil pembongkaran kedalam alat angkut. Pengangkutan dilakukan dengan sistem siklus, artinya truck yang telah dimuati langsung berangkat tanpa harus menunggu truck yang lain dan setelah membongkar muatan langsung kembali ke lokasi penambangan untuk dimuati kembali.

3. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau membawa material atau endapan bahan galian dari front penambangan dibawa ke tempat pengolahan untuk proses lebih lanjut. Kegiatan pengangkutan menggunakan Dump Truck yang kemudian dibawa ke tempat pengolahan untuk dilakukan proses peremukan (crushing), jumlah truk yang akan digunakan tergantung dari banyaknya material batugamping hasil peledakan yang akan diangkut.

C. Pengolahan Dan Pemasaran

1. Pengolahan
Adalah kegiatan yang bertujuan untuk menaikkan kadar atau mempertinggi mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan untuk diperdagangkan atau dipakai sebagai bahan baku untuk bahan industri lain.

Bahan galian yang dihasilkan dari tambang biasanya selain mengandung mineral berharga yang diingikan juga mengandung mineral pengotor (gangue mineral) sehingga hasil tambang tidak bisa langsung dimanfaatkan atau diperdagangkan. Untuk menghilangkan mineral pengotor tersebut sehingga hasil tambang dapat dimanfaatkan atau diperdagangkan, maka dilakukan dengan pengolahan bahan galian ( ore/mineral dressing).

Proses pemisahan pemisahan antara mineral berharga dengan mineral-mineral pengotor didasarkan kepada perbedaan baik fisik maupun sifat kimia antara mineral berharga dengan mineral pengotornya.

Keuntungan lain dari pengolahan bahan galian selain meningkatkan kadar mutunya. Ialah juga untuk mengurangi jumlah volume dan beratnya sehingga dapat mengurangi jumlah volume dan beratnya sehingga dapat mengurangi ongkos pengangkutannya.

2. Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk menjual suatu produk kepada para pemakai produk atau konsumen dengan harga yang telah ditentukan atau berdasarkan atas perjanjian antara kedua belah pihak yang bersangkutan. Kegiatan pemasaran dilakukan setelah kegiatan pengolahan atau setelah syarat-syarat yang telah ditentukan oleh konsumen terhadap mutu produk terpenuhi.

D. Reklamasi
Reklamasi merupakan pekerjaan-pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan tata lingkungan hidup agar lebih berdaya guna. Usaha ini harus dilakukan setiap pengusaha (pengusaha pertambangan) sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.

Dalam pelaksanaannya ada beberapa kesulitan untuk reklamasi daerah bekas tambang apabila tanpa perencanaan pengelolaan yang baik. Kesulitan tersebut antara lain :
  1. Tidak dilakukannya pengamatan terhadap tanah humus sehingga dalampelaksanaannya baanyak tanah humus yang terbuang.
  2. Tidak dilakukannya dengan tuntas sehingga terdapat bekas daerahtambang yang dibiarkan terbuka untuk beberapa lama karena adasebagian tanah galian masih tersisa.
  3. Kesulitan penentuan lokasi penimbunan tanah penutup.
Beberapa faktor penting yang saling mempengaruhi lingkungan dari kegiatan pertambangan antara lain penerapan teknologi pertambangan. Kegiatan faktor ini saling berpengaruh bukan hanya pada lingkungan diluar pertambangan dimana daya dukung menjadi berkurang, akan tetapi kegiatan penambangan akan mengalami hambatan dalam kelancaran operasinya.

Reklamasi didaerah bekas tambang dilakukan dengan cara pengambilan kembali tanah penutup (top soil) ke bekas daerah penambangan kemudian dilakukan pemupukan tanah untuk mengembalikan kestabilan dan kesuburan tanah. Sehingga dapat ditanami tanaman yang lebih produktif bagi penduduk setempat, agar tata lingkungan tidak jauh berbeda dengan lingkungan sebelumnya maka dipilih bibit mahoni sebagai tanaman reklamasi.

Kegiatan reklamasi akan dilakukan setelah kegiatan penambangan selesai, dalam hal ini setelah penambangan pada suatu daerah selesai dilaksanakan, dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
  1. Pengupasan lapisan tanah penutup (top soil) dilaksanakan.
  2. Lapisan tanah penutup (top soil) tersebut dikumpulkan pada suatu tempat.
  3. Kegiatan penambangan dan pengolahan.
  4. Tailing dari proses pengolahan dimasukkan kembali pada blok yang telahditambang.
  5. Perataan tinggi daerah penambangan dengan daerah sekelilingnya yang tidak ditambang.
  6. Penyebaran lapisan tanah penutup (top soil).
  7. Penanaman dengan tanaman keras yang cocok dengan daerah tersebut.

PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA BATUBARA

CONCEPTUAL mine PLANNING
1. Pelaksanaan dan Hasil Perencanaan Konseptual Tambang
- Langkah-Langkah
- Batas ultimate (Koordinat ,Kedalaman) Lokasi
- Luas ultimate 
- Volume ultimate (Cadangan tertambang, Waste)
- Rancangan Geometri tambang ultimate dan timbunan ultimate
- Rancangan interior tambang (Geometri)
- Rencana Urut-urutan penambangan dan penimbunan, penumpukan
- Rancangan produk (secara unik)
- Jadwal Produksi – Jadwal Pemasaran
- Umur tambang
- Biaya (Investasi dan Operasi)
- Kemampulabaan

2. Penerapan Rencana Konseptual
DETAILED mine planning
1. Pelaksanaan dan Hasil Perencanaan Rinci Tambang
- Langkah-langkah
- Batas Blok, Subblok (5 thn, 1 thn, bulanan)
- Luas Blok
- Volume Blok
- Rancangan geometri subblok (gali-angkut-timbun)
- Rancangan interior subblok (gali-angkut-timbun)
- Rancangan produk rinci
- Jadwal produksi – Jadwal Pemasaran Rinci
- Alat Rinci
- Penunjang
- Biaya Rinci
- Kemampulabaan

2. Pemanfaatan Rencana Rinci

Penambangan (mining)
Proses menggali cadangan bahan tambang yang berada dalam tanah (insitu) secara sistematik dan terencana, untuk mendapatkan produk yang dapat dipasarkan
Macam Cara Penambangan
a. Tambang Permukaan (Surface Mining)
b. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining

Tambang
a. Menggali batubara in situ sebagai bahan baku, untuk diolah menjadi produk yang akan dijual.
b. Keberadaan batubara dalam bentuk lapisan-lapisan pipih berlapis-lapis diselingi oleh tanah (batubara) penutup.
c. Kedudukan dan pemunculan batubara dalam tanah menentukan cara penambangan
d. Bentuk bahan galian dalam tanah dapat dianggap terdiri dari kubus-kubus “kecil” yang nantinya ditambang
e. Bentuk timbunan luar dan dalam tambang tergantung pada topografi landasan.

Tambang adalah seperti Pabrik
a. Bahan baku berada dalam tanah. (God’s act)
b. Menambang —> Mengambil bahan baku secara ekonomik
c. Mengolah —> mentransform bahan baku menjadi produk untuk dijual
d. Bahan Tambang (= Bahan Baku Produk Tambang)
# tidak terbarukan
# Bila habis, cari lokasi lain
# Harus hemat
e. Bahan Tambang terdapat di daerah 

Tambang Permukaan (Arti)
Tempat penggalian bahan tambang yang dekat dengan permukaan untuk mendapatkan satu atau lebih produk yang dapat dijual secara ekonomik

Tambang Permukaan (Proses)
a. Kegiatan 
Berai, Gali, Muat, Timbun, Tumpuk
b. Cara Gali 
* Sumuran Terbuka (Open Pit)
* Kelupas (Strip)
c. Hasil Galian 
Produk Tambang
d. Akibat Bukaan
* Timbunan Tanah Penutup
* Bentuk Bukaan : seperti Stadion
* Bentuk Timbunan : Bukit, mendatarkan lembah dll
e. Semakin dalam Nisbah Kupas naik
f. Berhenti bila sudah mendekati batas gali ekonomik
* Nisbah Kupas meningkat sebanding dengan kedalaman
g. Lanjut Ke Tambang Dalam
h. Bila harga batubara naik,Nisbah Kupas dapat dinaikkan
i. Ciri Geometri —> Ada lereng berjenjang

Kegiatan Penggalian Tambang Permukaan
a. Menggali, suatu blok masa terbatas. ( seperti memakan coklat/kue tart)
b. Dibuat blok-blok penggalian, dibagi dalam subblok-subblok sesuai dengan satuan waktu dan mutu/ kadar
c. Dibuat jenjang-jenjang penggalian
d. Urutan penggalian mulai dari titik tertentu ,galian awal (box cut) Kemudian mengikuti pola, tertentu hingga akhir3
e. Penggalian dilakukan terpilih (selective) supaya produk sesuai dengan rancangan
* Tidak terjadi dilution
* Terjadi pembauran dengan sendirinya antara mutu rendah dan mutu tinggi
* Tidak terjadi longsor
f. Penggalian dalam subblok pada latar kerja suatu jenjang
g. PengupasanTanah Penutup
h. Penggalian Batubara 

Kegiatan Penimbunan Hasil Galian Tanah Penutup
a. Penimbunan suatu ruangan kosong seperti menimbun blok-blok coklat, mulai dari bawah
b. Dibuat blok-blok penimbunan dan dibagi dalam subblok-subblok
c. Urutan Penimbunan
* Mulai dari titik tertentu. Timbunan awal. Kemudian mengikuti arah dan pola tertentu, hingga akhir
d. Penimbunan dilakukan terpilih, Supaya :
* terbaur antara tanah kering dan lumpur 
* Tidak terjadi longsor
e. Penimbunan dalam subblok pada latar kerja suatu jenjang
f. Penimbunan diluar tambang, kemudian penimbunan dibekas tambang
g. Penimbunan mulai dari subblok bawah ke subblok atas
h. Tanah penutup bagian atas cenderung menjadi tanah timbunan subblok bawah (alas)

Kegiatan Penumpukan Bahan Galian (Sub Produk) hasil penambangan
a. Menumpuk disuatu stockpile yang dapat terdiri dari beberapa sub stockpile/kompartemen
b. Dibuat pola penumpukan, untuk terjadinya homogenisasi
c. Penumpukan dapat dilakukan terpilih, supaya :
# Terseragamkan (Homogenized)
# Terbaur (Blended)
d. Mutu batubara di Stockpile tergantung pada arah penambangan dan pola penumpukan
Perlunya Perencanaan Tambang dan Perencanaan Produk
a. Semua kegiatan memerlukan perencanaan
b. Perencanaan Carreer
c. Perencanaan Bisnis
d. Perencanaan Laba/Rugi
e. Perencanaan Keluarga
f. Perencanaan untuk merencanakan
PLAN TO PLAN
a. Produk tambang —> Perencanaan Produk
b. Proses Penambangan —> Perencanaan 

Perencanaan Dalam Daur Managemen (Untuk Semua Bidang)

PERENCANAAN TAMBANG
Rencana Tambang
Dokumen resmi yang dibuat secara sistematik dan memuat informasi, apa, dimana, bagaimana, oleh siapa, berapa, kapan, dengan apa, suatu tambang akan berproduksi
Catatan
Rencana adalah :
a. Simulasi masa depan
b. Perkiraan, asumsi
c. Antisipatif
Rencana merupakan : 
a. Keluaran dari suatu proses perencanaan oleh Divisi/Dinas Perencanaan Produksi
b. Acuan terpenting untuk pengambilan keputusan

Kandungan (Contents)
Rencana Tambang terdiri dari :
a. Rencana Produk (Sering dilupakan)
b. Rencana Cadangan yang dapat ditambang
c. Rencana Tambang (Penggalian, Penimbunan, dll)
* Geometri, Exterior, Interior
* Rencana Produksi (Jadwal Produksi)
d. Rencana Alat dan Sarana yang dipakai
e. Umur Tambang
f. Rencana Biaya (Investasi, Operasi)
g. Rencana Laba, Rencana Rugi ?

Proses Perencanaan Tambang
Proses mentransformasi data geologi, topografi, cadangan (mutu/kadar, jumlah) menjadi suatu rencana Produk rancangan tambang dan rencana penambangan


Persyaratan untuk Perencanaan Tambang
a. Data yang handal (reliable):  
- Accurate (cermat)
- Precise (teliti)
- Verified
- Validated     
b. Personel yang mempunyai :   
- Competency dan                                                  
- Motivation
c. Anggaran yang memadai (appropriate)

Catatan :
# Competency  :
- ability to demonstrate
- Knowledge
- Skill
# Motivation  :  
- spirit, drive

Macam Rencana Tambang
a. Rencana Konseptual Tambang (Ultimate, global, hingga mined out)
b. Rencana Rinci Tambang (Blockwise, Rinci, Periodik)

Rencana Konseptual Tambang (Global)
a. Merancang produk
b. Merancang bentuk dan geometri ultimate dari tambang (dan timbunan)
c. Menghitung Volume dan Berat (ton)
d. Mendapatkan :
* Cadangan Tertambang : Nisbah Kupas overall
* Cadangan Terpasarkan
e. Menentukan tingkat produksi hingga mined out 
f. Menentukan umur tambang
g. Menentukan urutan penambangan dan penimbunan (L.D)
h. Merancang jenjang-jenjang penggalian dan penimbunan
i. Menentukan cara penambangan
j. Menentukan alat

Rencana Rinci Tambang 
a. Mengguarantee rancangan produk untuk tiap tahun
b. Merancangan bentuk dan geometri (3 s/d 1 tahunan dari tambang. (dan timbunan).
c.  Mendapatkan jumlah dan mutu produk
d. Cadangan tertambang : Nisbah kupas periodik
e. Cadangan Terpasarkan 
f. Membuat jadwal produksi rinci (3 s.d. 1 tahun)

PERENCANAAN KONSEPTUAL TAMBANG
1. Arti
Conceptual Mine Planning
Perencanaan tambang secara garis besar, ultimate dan hingga mined out yang meliputi Produk, cadangan tertambang, Nisbah Kupas Overall, bentuk.  geometri, interior, urutan penambangan , peralatan, jadwal produksi hingga umur tambang, tata letak, biaya, dan kemampu labaan.

2. Tujuan
Adanya acuan untuk mengetahui
a. Produk yang dapat dihasilkan (Rancangan Produk)
b. Jumlah Cadangan Tertambang dan Nisbah Kupas Keseluruhan
c. Jumlah Cadangan Terpasarkan dan Nilai Tambang
d. Batas Ultimate : Tambang dan Timbunan (L-D)
e. Bentuk Ultimate Tambang dan Timbunan (L-D)
f. Volume Ultimate Tambang dan Timbunan (L-D)
g. Nisbah Kupas (NK overall, NK Pulang Pokok)
h. Tataletak Tambang dan Sarana
i. Luas Lahan yang diperlukan
j. Urut-urutan penambangan dan penimbunan (mulai, arah kemajuan)
k. Jadwal produksi untuk memenuhi permintaan pasar
l. Umur tambang permukaan
m. Alat yang dipakai
n. Biaya investasi, biaya produksi
o. Kemampulabaan
p. Nilai Produk (=Nilai Cadangan)
q. Kelanjutan ke tambang bawah tanah
r. Pemanfaatan lahan pasca tambang
s. Pemeliharaan lingkungan

Data yang diperlukan untuk perencanaan tambang
1. Data Utama
a. Data Legal (Kuasa pertambangan)
* Batas Koordinat
* Luas
* Keadaan Permukaan (Pemilikan, Pemanfaatan dll.)

2. Data Geologi
* Laporan 
* Geologi Permukaan
* Geologi Bawah Tanah
* Model Geologi 3D, peta Geologi
* Lithologi, (Macam batuan, Ketebalan Lapisan )
* Sedimentologi
* Struktur Geologi
- Lipatan
- Patahan
* Petrografi

3. Data Topografi
* Peta Topografi
* Skala 50.000 : 1, 10.000 : 1, 5.000 : 1, 1.000 : 1
* Koordinat
* Garis-Garis Ketinggian ( Kontur)
* Foto Udara
* Citra Satelit